Lantai 16

7/11/10

#025: 1604

in this story: Rasuna Adikara

Ini hari keduaku berada di kota batik ini, Surakarta, atau mungkin sekarang lebih dikenal sebagai Solo yang kadang dipelesetkan menjadi Oslo. Ingat Solo jadi ingat Almarhum Gesang yang baru meninggal baru-baru ini. Almarhum Gesang dengan lagu Bengawan Solo-nya yang cukup mendunia. Sudah beberapa kali aku ke kota tua ini, belum juga kusempatkan melihat si sungai legenda itu. Entah berapa kali sudah aku memaksa Jeko mengajakku ke sana, tapi alasannya selalu sama, besok ya. Dan kalau sudah begitu, besoknya pasti lupa, dua-duanya lupa. Baru ingat lagi nanti kalau sudah mau pulang, ujung-ujungnya, tidak sempat lagi. Bosan sudah dengan Jeko si tukang janji.


All single ladies, all single ladies....
Ah, ada apa lagi si Beyonce menyanyi? Rasuna Adikara. Jeko? "Halo? Kenapa Jek?" "Hey, kemaren ngetuk kamarku, ada apa ya?" "Ohh,
“aku mau pinjam kamera tadinya, kamu gak ada. jadinya aku pinjem ke hippies sebelah kamarmu" "syukurlah, lagipula kameraku juga sedang rawat inap di reparasi, tertular kameramu yang mendadak tak bisa nyala. memang kau pergi berapa lama, sedang tugas ke luar kota ya? habis tumben tv-mu ditinggal nyala" "aku ke Solo, ke kampung halamanmu, ada liputan seminar kanker serviks" "lho kamu ke Solo kok gak kabari aku, nanti biar aku hubungi Radita untuk menemanimu, nginap saja di rumah orangtuaku, sekalian nanti aku minta tolong titip bawa akta lahirku" "nggak usah, aku nginep di hotel, sudah disediakan kantorku, terimakasih. biar nanti Radita aku hubungi, suruh ke hotelku saja, sudah lama juga aku gak ketemu dia, biar sekalian nanti dia bawa akta lahirmu."

Kuingat-ingat, sudah lama juga aku tidak ke kota ini, kampung halaman Jeko. Biasanya kalau ada waktu senggang, aku iseng menemani Jeko yang juga iseng pulang kampung. Mungkin tidak ada yang percaya, di balik dandanannya yang serba berantakan itu, Jeko tipe penyanyang Ibu. Makanya dia selalu menyempatkan setidaknya dua sampai tiga kali pulang ke kota ini demi menemui sang Ibu yang dikasihi. Kalau sudah begitu, aku biasanya merengek minta ikut, sampai rela bolos kerja. Tapi itu dulu, mungkin kira-kira terakhir akhir tahun lalu. Dengan kesibukanku yang tidak menentu ini, sudah tidak mampu lagi aku iseng menemani. Maklum wartawati.


Ah, Radita. Apa kabar ya dia? Data wawancara dan seminarku sudah kurapihkan, tinggal dibenahi esok hari. Kujadikan saja hari ini hari leha-leha sedunia. Telpon Radita! "Halo, Radita? Ini mbak Prada, masih inget kan? .................................."

Prada Prameshwari
plot/ seri 01/ eps.002: SHERRY/ post: #003. prev post: http://appartemant16.blogspot.com/2010/07/021-1602.html

No comments:

Post a Comment