Lantai 16

1/8/11

#047: 1603

(via piccsy)


Ini malam tahun baru. Aku baru sadar setelah berdiri di balkon dan menyimak dua anak kecil di bawah sedang membeli terompet. Anak laki-laki dan perempuan. Si perempuan rambutnya dikepang. Si bocah laki rambutnya seperti Kobo-chan, bocah bertampang karikatur yang jeleknya minta ampun. Aku yakin anak itu ingusan.

Tampak olehku kedua anak itu menyerahkan uang lima ribu rupiah ke pedagang bertopi kumal. Pedagang itu kemudian pergi mendorong gerobaknya yang penuh terompet karton warna warni berumbai-rumbai. Kedua anak itu lari bergandengan tangan sambil berkali-kali meniup kencang terompet berbentuk ikan terbang itu. Setiap tiupan terompet si anak lelaki pasti membuat ingus kentalnya melompat, untuk kemudian kembali memeluk bibir atasnya. Mereka terlihat ceria.

Lalu aku melihat sebuah sedan hitam mengkilat berhenti di samping pohon, dekat gerbang utama apartemen ini. Supirnya tak terlihat karena kaca filmnya yang pekat. Sherry keluar dari pintu, berdiri di samping pintu supir, lalu melambaikan tangan kepada mobil yang berlalu itu. Tingkahnya mirip joki di Senayan. Tapi, dia ini joki cantik. Joki yang bisa bikin seribu mobil antri meminta Sherry menaiki mereka lalu membayarnya berjuta-juta.

Dengan langkah anggun, dia berjalan menuju lobi. Namun dia berhenti. Mendongak melihatku. Tersenyum. Aku salah tingkah. Sial. Dia kemudian hilang dari penglihatanku.

***

Sudah malam. Kira-kira pukul sepuluh. Aku lapar. Aku harus keluar membeli makan. Dan saat kubuka pintu, aku hampir saja melompat. Si hippies nyengir dengan gigi berlubangnya.

"Daun di tangan kananku, minum di tangan kiriku," dendang Kolabton, meniru lagu "Madu dan Racun". Aku nyengir jadinya.

"Sialan kau," kataku sambil mengambil botol di tangan kirinya.

"Daunnya nanti ya, pas buka tahun di atap apartemen," ujarnya. Aku tersenyum.

"Udah ah. Keluar dari kamar dong. Nonton aja di lobi lantai 16. Nyenyong-nyenyong kita."

Aku menurut. Terkejut. Semua penghuni lantai 16 berkumpul di tempat yang pernah ada kepala kambing itu.

"HALO, BENG. MARI MINUUUMM!!" teriak mereka berbarengan. Mirip serbuan ikan piranha. Aku pun takluk dimangsa, tertawa melihat keramaian yang langka ini.

Langa Beng Otanga
plot/ seri 03/ eps.005: TAHUN BARU