Lantai 16

8/23/10

#045: 1600

Pejaman Saya terbuka perlahan, melihat kamar Saya yang sudah terang oleh lampu neon yang hemat energi itu. Orang lokal di sini biasa menyebutnya fhilifs. Jam raksasa belum bernama menunjukkan dengan paksa sudah pukul sepuluh malam.

Saatnya menghibur orang-orang di jalanan lagi. Heah dak! Saya tendang tembok agar ranjang gantung mengayun menjauhi tembok dan saya langsung lompat berdiri dan siap bekerja. Jedug Brak!! ternyata hanya Jackie Chan dan Jet Li yang bisa melakukan itu. Sebelum sempat lompat, ranjang itu keburu mengayun balik ke arah tembok dan beradu dengan kepala Saya.

“Santai woi lo kira pala gw pala kambing apa lo seruduk!!,” teriak saya pelan ngedumel sama tembok. Kemudian saya turun dari ranjang, tangan kiri memegang kepala yang sakit, tangan kanan mendorong pinggang ke depan. Kejadian barusan langsung mengingatkan saya pada kehebohan yang Jeko dan Prada bikin tadi pagi. Bukan tipe kehebohan yang biasanya Jeko bikin, memang melibatkan suara wanita juga tapi kali ini Jeko bicara soal kepala kambing dan komunitasnya, yang informasinya tidak bisa saya olah.

“Memang di jaman seperti ini komunitas sungguh beragam,” pikir Saya sambil membayangkan komunitas ini berkumpul membawa kepala kambing yang paling bagus masing-masingnya, atau mungkin anggotanya mirip kambing semua.

Saya ambil Ricardo yang tergeletak di lantai dan memasukkannya ke dalam kotaknya. “saatnya bekerja Ricardo,” ujar saya yang mungkin semangat. “Klontang…” suara kaleng semprot anti bakteri pengharum ruangan jatuh tersenggol kotak Ricardo.

“Sejak kapan Saya punya barang seperti ini? ”pikir Saya sambil Saya ambil semprotannya. “Semprotannya siapa ini ya?” Saya putar bodynya dan ada tulisan

"untuk kolabton sang inspirator prapatan. By: Mr. Becek"

oh rupanya salah satu barang dari fans ahahaa. Saya putuskan untuk memberikan semprotan ini ke Prada.

Melangkah keluar pintu yang selalu terbuka untuk siapapun dan sedikit termenung melihat pintu Zi, lanjut ke depan kamar Prada untuk memberikan semprotannya. Takut dia sedang tidur Saya taruh semprotan di depan kamarnya dibubuhi sedikit catatan.

“Malin ini ada semp.. Prada Ini ada semprotan bagus untuk menangkal aroma kambing yang bergentanyangan. – Kolabton & Ricardo”

Saya lanjut naik lift untuk turun, kemudian turun lift untuk keluar apartemen tanpa bertemu siapa-siapa. Sungguh sepi akhir-akhir ini. Sesepi hilangnya CJ bersamaan dengan lahirnya anak-anak Zi yang ramai.

Kolabton Nawalem
plot/ seri 02/ eps.005: TEROR/ post: #006. prev post: http://appartemant16.blogspot.com/2010/07/033-1600.html

No comments:

Post a Comment