Lantai 16

7/7/10

#004: 1605

Brrrrrrt… Brrrrrrrtttt

Ah, berisik. Padahal aku udah menyetel benda kecil hitam itu dengan mode silent. Ternyata getarannya tetap saja berisik. Sudah tidak tahu berapa banyak getarannya sampe akhirnya aku terjaga dari tidurku yang.. eh.. hari apa ini? Ngapain ya aku semalam? Sebentar sebentar.. Aku beringsut didalam bed cover yang sangat nyaman sembari berpikir. Ponselku masih terus bergetari. Aahh..

"Halo?" jawab ku akhirnya, malas. Aku kaget suaraku sungguh berbeda. Serak2 seksi. Haha..

"Sher, kamu kemana aja sih? Aku telponin dari tadi.."

Aku sangat ingat suara dia. Rupanya aku tadi lupa melihat layar ponselku untuk mengetahui siapa yang menelepon. Aku gelagapan dan baru menyadari kalo aku telanjang. Buru-buaru aku membalikkan kepala melihat ke sebelahku. Ya ampun… Aku menepok jidat. Rupanya semalam aku sedikit mabuk (sedikit, sumpah) dan pulang ke apartemen ku dengan cowok ini..Tapi… Siapa ya namanya?

"Sher? Sher? Kamu masih tidur ya?", tanya suara dalam ponsel itu, membuyarkan lamunanku.

"Eh, iya iya, udah bangun kok", gelagapku sambil buru2 aku mencari baju didekatku, berasa si yang nelpon bakal liat aja penampilanku ini.

"Aku pengen ngomong sama kamu, sori, ngedadak.."

"Hmm? soal apa?"

"Aku gak bisa ngomong disini, bisa kita ketemu? Ditempat biasa?"

Aah.. Tempat biasa ya? Masihkah sama seperti yang dulu?

"Sher?"

Hee.. lagi2 aku melamun, "Emmmh.. bisa gak ya?" jawabku kemudian. Laki-laki, begitu gampangnya mereka menjatuhkanmu ke dalam palung dilautan dan dengan sangat mudah pula dia menaikkan dirimu ke atas langit ketujuh yang sangat indah. Aku masih ingat kata-kata dari dalam buku "How to forget your ex in 30 hours" yang kubeli beberapa hari setetelah hari itu.

"Plis, Sher… Aku butuh kamu"

GONG!! Tuh kan, baru aku pikirkan quotes di buku itu dan sekarang udah kejadian. "Emmh.. nanti aku kabarin lagi deh"

"Oke, secepatnya, ya, Sher, please.." dan dia menutup pembicaraan kami.

Aku memandangi layar ponselku yang sudah gelap. Berarti sudah sekitar 3 menit aku memandangi benda ini. Lalu aku tersadar dengan kehadiran orang disebelahku. Kupandangi rambut coklatnya. Masih kupikirkan namanya. Siapa ya? Salah satu kebiasaan burukku: mudah lupa.

Kemudian pikiranku kembali melayang keperkataan lawan bicaraku tadi. Dia mantan pacarku, Eibi. Dan minggu depan, dia akan menikah. Bukan denganku, tentu saja. Ada apa gerangan dia tiba tiba menelepon, minta ketemu ditempat biasa kami kencan, memohon, dan bilang aku butuh kamu. Sialan!

Yah, kami putus memang salahku. Aku yang tidak mau berkomitmen. Aku yang tidak mau melanjutkan hubungan kejejang yang lebih tinggi. Aku yang belum siap untuk menjadi seorang istri. Apalagi menjadi seorang ibu. Aku tidak dekat dengan anak-anak! Kurasa mereka membenciku. Dan kemudian Eibi pergi, dan memilih perempuan yang berkebalikan dengan sikap-sikap ku di atas. Dan aku pun tak bisa berbuat apa2. Itu sekitar, emm, setahun yang lalu, gitu? Lupa.

Hari2 setelah kepergian Eibi memang sangat berat, seharian biasanya aku mengurung diri di apartemenku ini. Sering tetangga sebelah mampir untuk melihat keadaanku. Oh, mereka sungguh berjasa. Akhirnya aku berhasil juga melewatinya.

Sekarang aku senang dengan kehidupanku. Senang, tenang, tanpa beban, ya, tetap saja dia yang bikin aku mengerutkan dahi, seperti sekarang. Sering sekali dia menghubungiku sekadar mengajak ngebir santai, dengan santainya. Aku? Mana bisa santai? Tapi aku tidak pernah bisa menolak, makanya hubungan kami sampai searang masih cukup baik. Aku cukup kenal dengan calon istrinya. Dan aku sangat benci mengakui kalau cewek itu memang baik. Cih!

"Morning..", sapa pria disebelahku. Lagi2, lamunanku buyar. Dia tersenyum. Ah.. pantas semalam aku mau pulang dengan dia. Ganteng, bok!

"Hai… Emm", aduh, aku masih belum bisa ingat namanya, "…honey, tidur nyenyak?"

Dia memelukku, mengelus rambutku (dan aku yakin dia menikmati wanginya) kemudian berbisik di telingaku,

"Better than ever"

Aku tersenyum. Dia mulai menciumku. Dalam. Pikiranku melayang lagi: belum terjawab hari apa ini? Ah, peduli setan, kubalas ciumannya. Aduh, siapa sih nama dia?


Sherry

plot/ seri 01/ eps.001: INTRODUKSI/ post: #001. tagged by: -

No comments:

Post a Comment